Kamis, 31 Maret 2016

TUGAS-1 PKTI 2C

di Maret 31, 2016 0 komentar














Selasa, 29 Maret 2016

Sinetron Mengubah Perilaku Anak || SoftSkill

di Maret 29, 2016 0 komentar



PEREKONOMIAN INDONESIA#

PENULISAN

NAMA            : RENITA HELENA
NPM               : 25215762
KELAS           : 1EB14
DOSEN          : SULASTRI

Sinetron Mengubah Perilaku Anak

Semakin berkembangnya zaman, maka semakin canggih pula tekhnologi atau media elektronik yang ada. Semakin banyak pula media social yang memberikan banyak pengaruh, baik itu pengaruh yang baik maupun pengaruh yang buruk. Televisi merupakan salah satu tekhnologi atau media elektronik yang sudah sangat familiar bagi semua kalangan. Baik itu kalangan berada maupun yang tidak. Televisi bisa memberikan hiburan disaat kita merasa jenuh, atau pun bisa menjadi teman saat kita santai. Tetapi, semakin banyaknya acara yang bisa dibilang kurang mendidik akhir – akhir ini membuat resah banyak orang tua, khususnya mereka yang mempunyai anak – anak kecil. Semakin banyaknya acara televisi yang kurang mendidik membuat para orang tua harus ekstra waspada dalam memperbolehkan anak – anaknya menonton TV. Salah satu contoh acara televisi yang kurang mendidik saat ini adalah semakin banyaknya sinetron – sinetron yang kurang mendidik. Mungkin tidak semua, tetapi sebagian besar sinetron yang ada di Indonesia bisa dibilang kurang mendidik.  Banyak kasus anak yang membunuh teman sebayanya karena meniru adegan – adegan yang ada disinetron. Banyak anak – anak kecil yang melakukan hal – hal yang tidak seharusnya dilakukan tapi dilakukan karna pengaruh sinetron.

Sabtu, 19 Maret 2016

SIAPKAH INDONESIA MENGHADAPI MEA? || SoftSkill

di Maret 19, 2016 0 komentar



PEREKONOMIAN INDONESIA#

TUGAS SOFTSKILL 2

NAMA            : RENITA HELENA
NPM               : 25215762
KELAS           : 1EB14
DOSEN          : SULASTRI


SIAPKAH INDONESIA MENGHADAPI MEA?

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di Asia Tenggara yang kaya akan keanekaragaman hayati dan jumlah penduduk yang banyak. Namun, jika dibandingkan dengan Negara berkembang lain yang ada di Asia Tenggara ini seperti Singapore dan Malaysia, Indonesia masih jauh dari mereka jika dilihat dari jumlah tenaga kerja terdidik yang ada di Indonesia.
Jika dilihat dari pernyataan tersebut diatas, siapkah Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA? Sebelum kita membahas hal tersebut, kita lebih baik tahu apa Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang biasa disingkat MEA itu sendiri.

1.      Apa Yang di Maksud Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?
Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA merupakan sebuah istilah yang sering kita dengar akhir – akhir ini, istilah ini seringkali muncul diberbagai macam media baik cetak maupun elektronik Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang biasa disingkat menjadi MEA secara singkatnya bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya semua Negara – Negara yang berada dikawasan Asia Tenggara (ASEAN) menerapkan sistem perdagangan bebas atau Free Trade antara Negara – Negara anggota ASEAN. Indonesia dan seluruh Negara – Negara ASEAN lainnya (9 negara lainnya) telah menyepakati perjanjian MEA tersebut. MEA adalah istilah yang hadir di Indonesia tapi pada dasarnya MEA sama saja dengan AEC atau ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.

2.      Siapkah Indonesia Menghadapi MEA?
Jika dilihat dari sisi makro, baik itu makro pada bidang ekonomi, pariwisata, atau pun kesehatan, Indonesia sudah bisa di kategorikan berada posisi yang hampir siap untuk menghadapi MEA, mengingat mulai banyak sector – sector di Negara kita yang gencar di rombak bahkan di perbarui oleh pemerintah.
Salah satu contohnya adalah Pulau Komodo. Siapa yang tidak tahu Pulau Komodo? Salah satu tempat wisata di Indonesia yang masuk kedalam Seven Wonder ini merupakan salah satu makro dalam bidang pariwisata yang bisa mendukung Indonesia. Lalu ada Bali, Pulau Lombok, Raja Ampat, dan masih banyak lagi tempat wisata yang bisa mendukung Indonesia. Tempat – tempat pariwisata di Indonesia memang jauh lebih unggul untuk wisata yang benar benar menawarkan ke asrian alam nya.
Lalu beberapa Merk dagang yang sudah dikenal di Negara ASEAN yang bahkan sudah dikenal di benua Eropa seperti tas Bagteria yang bahkan sudah terkenal ke manca Negara. Hal ini membuktikan bahwa dalam segi perdagangan, produk Indonesia sudah bisa dikategorikan siap tempur untuk MEA.
Namun beberapa masalah seperti dalam bidang jasa, Sumber Daya Manusia warga Negara Indonesia masih diragukan oleh beberapa Negara lain. Contohnya dibidang kesehatan. Banyak orang indonesia yang juga meragukan Sumber Daya Manusia Negara nya sendiri, padahal kualitas dokter – dokter di Indonesia bisa di kategorikan cukup bagus begitu juga dengan fasilitas rumah sakit yang di tawarkan meskipun ada beberapa alat yang mungkin memang tidak ada di Indonesia.
Tetapi Indonesia juga dihadapkan dengan kerugian – kerugian dari MEA jika persiapan mengahadapi pasar bebas ini tidak matang. Kurangnya standarisasi dan seritifikasi produk di dalam Negeri juga akan menciptakan peluang bagi produk impor untuk menggempur perdagangan di Indonesia. Dan kerugian – kerugian lain yang akan dihadapi oleh Indonesia adalah terancamnya daya saing Tenaga Kerja Indonesia Jumlah tenaga kerja yang kurang terdidik di Indonesia masih dikategorikan cukup tinggi jika dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Mereka yang berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai 68,27 persen. 80 persen pengangguran Indonesia hanya lulusan SMP dan SD. Jika dibandingkan dengan pengangguran Negara tetangga, 80 persen pengangguran Singapura dan Malaysia adalah lulusan perguruan tinggi dan SMA.
Hal ini mengkhawatirkan karena bisa saja Tenaga Kerja Negara tetangga mengambil alih lapangan kerja di Indonesia. Cukup sudah Indonesia mengimpor beras dari Negara lain, padahal Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki bahan – bahan pokok yang melimpah. Jangan sampai, tenaga kerja pun di impor dari Negara – Negara lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa MEA bisa mendatangkan keuntungan bagi Indonesia. Namun, jika tidak disiapkan dengan matang, MEA juga dapat menjadi boomerang bagi Indonesia. Keuntungan atau kerugiankah yang akan dialami oleh Indonesia akan ditentukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri. Pemerintah harus segera berbenah diri dalam menghadapi MEA ini agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton di Negeri sendiri.


MASIH RELAVANKAH SISTEM EKONOMI PANCASILA SAAT INI? || SoftSkill

di Maret 19, 2016 0 komentar



PEREKONOMIAN INDONESIA#

TUGAS SOFTSKILL 1

NAMA            : RENITA HELENA
NPM               : 25215762
KELAS           : 1EB14
DOSEN          : SULASTRI


MASIH RELAVANKAH SISTEM EKONOMI PANCASILA SAAT INI?

Berbicara tentang system ekonomi Indonesia, sejak dulu Indonesia telah beberapa kali menganut system ekonomi yang berbeda – beda (berganti – ganti system ekonomi) karena beberapa alasan tertentu. Mulai dari sebelum Indonesia merdeka, Indonesia sudah menganut system Merkantilisme (1600 – 1800 ). System Merkantilisme ini sendiri sangat merugikan Indonesia dan justru sebaliknya, malah menguntungkan pihak VOC karena pada saat itu VOC menguasai perekonomian disetiap kerajaan di Indonesia yang mana mereka menggunakan kebijakan – kebijakan yang pada akhirnya bersifat memaksa dan membuat VOC  sebagai perusahaan dagang resmi pemerintah Hindia Belanda yang ada di Indonesia.
Kemudian sekitar tahun 1830 sampai dengan 1870, Indonesia menganut system Tanam Paksa atau system Monopoli, yang mana system ini juga sama – sama merugikan Bangsa Indonesia. Sekitar tahun 1870 sampai 1942, akhirnya Indonesia berganti menjadi system Ekonomi Liberal karena adanya desakan dari kaum Humanis Belanda yang menginginkan perubahan nasib warga Indonesia ke arah yang lebih baik, yang akhirnya mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk mengubah kebijakan ekonominya. Namun pada tahun 1942 sampai dengan tahun 1945, system ekonomi Liberal diganti menjadi system ekonomi Kependudukan Jepang. Hal ini karena kekalahan Belanda terhadap Jepang dalam melawan invasi pada Perang Dunia kedua, yang pada akhirnya, Jepang ingin mengeksploitasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia Bangsa Indonesia untuk menjadi pendukung dan pemenuhan kebutuhan eknomi Jepang pada saat itu.
Setelah akhir penjajahan tersebut yang akhirnya meninggalkan hal buruk terhadap perekonomian Indonesia, pada tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 sistem ekonomi Pasca Kemerdekaan Indonesia keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amatlah buruk, hal ini terjadi karena adanya beberapa hal yang terjadi, seperti:
1.   Inflasi yang sangat tinggi, yang disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali.
2.      Adanya blokade ekonomi oleh Belanda yang menutup pintu perdagangan luar negeri Negara Indonesia.
3.      Kas Negara kosong, dan
4.      Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.

Karena ketidakmampuan sistem ekonomi pasca kemerdekaan yang menyebabkan masih terjadinya kekacauan dalam ekonomi indonesia terutama hal negatif (akibat peninggalan penjajahan) yang belum dapat diatasi oleh pemerintah Indonesia akhirnya pada tahun 1950, system ekonomi Indonesia diubah menjadi system ekonomi Liberal. Setelahnya, pada tahun 1959 – 1967 Indonesia menganut system ekonomi Etatisme dan pada tahun 1967 – 1998 indonesia menganut Sistem Ekonomi Demokrasi Pancasila.
System ekonomi yang dianut Indonesia saat ini adalah system ekonomi Pancasila. Yang mana system ekonomi ini sudah diterapkan di Indonesia sejak tahun 1998 karena terjadinya krisis yang merupakan imbas dari perekonomian global dan Indonesia merasakan dampak paling buruk, harga yang meningkat, nilai tukar rupiah yang semakin melemah yang menyebabkan beberapa masalah/kekacauan disegala bidang khususnya dalam bidang perekonomian.
Namun, masih relevankah system ekonomi Pancasila saat ini? System ekonomi Pancasila itu sendiri berorientasi kepada:
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu berlakunya etika dan moral agama, bukan kepada materialism.
2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi yang pada akhirnya menyebabkan ketidak kemakmuran masyarakat.
3.      Persatuan Indonesia, yaitu berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan, sosionalisme, dan sosio – demokrasi dalam ekonomi.
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yakni mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak, dan
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yakni asas persamaan atau emansipasi yang membuat masyarakat merasa adil atas apa yang memang seharusnya.

Sistem Ekonomi Pancasila merupakan sistem ekonomi campuran yang mana didalamnya mengandung ciri – ciri positif dari kedua sistem ekstrim yang kita kenal yaitu Kapitalis – Liberalis dan Sosialis – KomuniS. Peranan unsur agama dalam system ekonomi Pancasila sangat kuat karena unsur moral menjadi salah satu pembimbing utama pemikiran dan kegiatan ekonomi.
Terlepas dari sistem apa yang kita anut, sebenarnya apa yang terjadi pada sistem perekonomian kita saat ini telah disoroti oleh banyak kalangan, selain liberalisasi yang kebablasan, secara fundamental arahnya telah jauh melenceng dari napas Pancasila dan UUD 45. Aktivitas perekonomian yang hanya diarahkan untuk memenuhi kepentingan sesaat kelompok tertentu, dan jauh dari pemerataan.
Jika dilihat dari cita – cita para pendiri bangsa dan praktek ekonomi rakyat yang terjadi sekarang ini serta praktek ekonomi actual yang mana dalam hal ini dalam praktek ekonomi actual ini seharusnya Indonesia melibatkan seluruh rakyatnya untuk ikut berpartisipasi dalam menjalankan kegiatan ekonomi dan bukan malah banyak melibatkan para pihak asing yang malah akhirnya membuat mereka menguasai sector perekonomian kita ini menjadikan bahwa system ekonomi pancasila yang sampai saat ini masih dianut oleh Bangsa Indonesia dengan kondisi social – ekonomi kita saat ini masih belum relevan
Jadi, Melihat penerapan ekonomi Pancasila kita yang masih amburadul. Sistem ekonomi Pancasila yang katanya kita anut ternyata tidak kita terapkan dengan semestinya. Bahkan masih jauh dari konsep awalnya. Ia hanya sebatas simbolisme formal dalam setiap seremoni kenegaraan.
 

Re's Archive Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template and web hosting Graphic from Enakei