PEREKONOMIAN INDONESIA#
TUGAS
SOFTSKILL
NAMA : RENITA HELENA
NPM : 25215762
KELAS : 1EB14
DOSEN : SULASTRI
PDB,
PERTUMBUHAN, DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Dalam bidang ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu Negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk
menghitung Pendapatan Nasional.
Antara tahun 1965 sampai 1997
perekonomian Indonesia tumbuh dengan persentase rata – rata per tahunnya hampir
tujuh persen. Pencapaian ini memampukan perekonomian Indonesia bertumbuh dari
peringkat “Negara berpendapatan rendah” menjadi “Negara berpendapatan menengah
ke bawah”. Kendati begitu, Krisis Finansial Asia yang meletus pada akhir tahun
1990-an mengakibatkan dampak sangat negatif untuk perekonomian Indonesia,
menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 13,6% pada tahun 1998
dan pertumbuhan yang terbatas pada 0,3% di 1999. Antara periode 2000 – 2004,
pemulihan ekonomi terjadi dengan rata – rata pertumbuhan PDB pada 4,6% setiap
tahunnya. Setelah itu, pertumbuhan PDB berakselerasi (dengan pengecualian pada
tahun 2009 waktu, akibat guncangan dan ketidakjelasan finansial global,
pertumbuhan PDB Indonesia jatuh menjadi 4,6%, sebuah angka yang masih
mengagumkan) dan memuncak pada 6,5% di 2011. Kendati begitu, setelah 2011
ekspansi perekonomian Indonesia mulai sangat melambat.
B. Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
Di dalam Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) dinyatakan secara ekspilist bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah
satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Walaupun bukan suatu indikator yang
bagus, tingkat kesejahteraan masyarsakat dilihat dari aspek ekonominya, dapat
diukur dengan Penadapatan Nasional Perkapita. Untuk dapat meningkatkan
Pendapatan Nasional, pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan pertumbuhan PDB
dan menjadi salah satu target penting yang harus dicapai dalam pembangunan
ekonomi.
Oleh karena itu tidak mengherankan jika
pada awal pembangunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi
berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk Negara – Negara seperti Indonesia
yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi ditambah kenyataan bahwa penduduk Indonesia dibawah garis
kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan
lajunya harus jauh lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan
pendapatan masyarakat perkapita dapat tercapai. Pertumbuhan ekonomi dapat
menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan
pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga
harus disertai dengan program pembangunan sosial (ADB, 2004).
C. Pertumbuhan Ekonomi Selama Orde Baru Hingga Saat Ini
1. Kondisi Ekonomi Indonesia pada Masa
Orde baru (1966-1998)
Pemerintahan Orde Baru menyadari sepenuhnya bahwa akibat konflik
yang berkepanjangan penderitaan rakyat telah mencapai titik yang tertinggi.
Kesejahteraan rakyat telah menjadi korban dan ambisi para petualang politik.
Atas dasar kesadaran tersebut, maka pada awal Orde Baru Stabilisasi Ekonomi
menjadi prioritas utama.
a) Stabilisasi Ekonomi
Pada permulaan Orde Baru, program
pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada
usaha pengendalian tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara, dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pelaksanaan pembangunan Orde Baru bertumpu
kepada program yang dikenal dengan sebutan “ Trilogi Pembangunan” yaitu sebagai
berikut:
1) Pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya menuju kepada
terciptanya keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3) Stabilitas yang sehat dan dinamis.
Pelaksanaan Pola Umum Pembangunan
jangka panjang (25-30 tahun) dilakukan Orde Baru secara periodic 5 tahunan yang
disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun).
Ø Pelita I (1969-1974), sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya pangan,
sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pelita 1
menekankan pembangunan di bidang pertanian.
Ø Pelita II (1974-1979), sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya pangan, sandang,
papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rakyat.
Ø Pelita III (1979-1984), sasaran yang hendak dicapai adalah Trilogi Pembangunan.
Ø Pelita IV (1984-1989), sasaran yang hendak dicapai adalah di bidang pertanian
tercapainya swasembada pangan.
Ø Pelita V (1989-1994), sasaran yang hendak dicapai adalah upaya peningkatan semua
segi kehidupan bangsa.
Ø Pelita VI (1994-1998), Pemerintah menitikberatkan pembangunan ekonomi yang
berkaitan dengan industri dan pertanian, serta pembangunan dan peningkatan sumber
daya manusia sebagai pendukungnya.
b) Dampak Revolusi Hijau dan
Indiustrialisasi
Berikut upaya yang dilakukan Pemerintah
Indonesia untuk menggalakkan revolusi hijau antara lain:
1) Intensifikasi Pertanian.
2) Ekstensifikasi Pertanian.
3) Diversifikasi Pertanian.
4) Rehabilitasi Pertanian.
Berikut
dampak positif revolusi hijau antara lain:
1) Memberikan lapangan kerja bagi para petani maupun buruh
tani.
2) Kekurangan bahan pangan dapat teratasi.
3) Sektor pertanian mampu menjadi pilar penyangga Perekonomian Indonesia.
c) Dampak Kebijakan Ekonomi Orde Baru
Dampak Positif :
Dampak Positif :
1) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
2) Swasembada beras.
3) Penurunan angka kemiskinan
2. Akhir Orde Baru
Krisis moneter yang melanda kawasan
asia Tenggara menyebabkan ketidakstabilan Perekonomian Indonesia sejak
pertengahan Juli 1997.
3. Era Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan
tatanan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan yang baru dan secara
hukum menuju kearah perbaikan. Reformasi tahun 1998 menuntut adanya pembaharuan
dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum Masalah yang mendesak adalah
upaya mengatasi kebutuhan pokok (sembako) dengan harga yang terjangkau
masyarakat.
a) Masa Kepemimpinan B.J. Habibie (21 Mei
1998 – 20 Oktober 1999)
Pada saat Pemerintahan Presiden B.J.
Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan perubahan – perubahan yang
cukup berarti di bidang ekonomi. B.J. Habibie diangkat menjadi presiden
menggantikan Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998. Tugasnya adalah Melanjutkan
kebijakan yang telah dibuat oleh
sebelumnya, kemudian Habibie membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet
Reformasi Pembangunan. Berikut upaya – upaya yang dilakukan Habibie di bidang
ekonomi antara lain:
1) Merekapitulasi perbankan.
2) Merekonstruksi Perekonomian Indonesia.
3) Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
4) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar hingga di bawah
Rp. 10.000.
5) Mengimplementasikan Reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh
IMF.
Presiden B.J Habibie jatuh dari
pemerintahannya karena melepaskan wilayah Timor – Timor dari Wilayah Indonesia.
b) Masa Kepemimpinan Abdurrahman Wahid (21
Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Pada masa kepemimpinan Presiden
Abdurrahman Wahid pun belum ada tindakan yang cukup berati untuk menyelamatkan
Indonesia dari keterpurukan. Kepemimpinan Abdurraman Wahid berakhir karena
pemerintahannya menghadapi masalah – masalah yang kontroversial.
c) Masa Kepemimpinan Megawati Soekarno
Putri (23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004)
Masa kepemimpinan Megawati mengalami
masalah – masalah yang mendesak yang harus diselesaikan yaitu pemulihan ekonomi
dan penegakan hukum. Kebijakan – kebijakan yang ditempuh untuk mengatasai
persoalan – persoalan ekonomi antara lain:
1) Melakukan pembayaran utang luar negeri.
2) Memelihara dan memantapkan stabilitas Negara.
3) Memantapkan ekonomi nasional.
4) Privatisasi BUMN.
5) Memperbaiki kinerja ekspor.
d) Masa Kepemimpinan Susilo Bambang
Yudhoyono (20 Oktober 2004 – 2014)
Berikut kondisi dan kebijakan –
kebijakan masa kepemimpinan SBY di bidang ekonomi antara lain:
1) Hingga Maret 2005 utang luar negeri U$$136.6 miliar dan masa
penundaan utang Paris Club 3 sudah habis.
2) Seratus hari pertama lebih banyak bicara ekonomi makro dari
pada secara spesifik program peningkatan ekspor.
3) Pada tanggal 19 Desember 2004 SBY menaikkan haraga “BBM
Mewah”.
4) Melanjutkan pertumbuhan ekonomi Megawati, diperkirakan
pertumbuhan ekonomi nya naik hingga 4,4 – 4,9% dan inflasi meningkat yakni
5,5%.
5) Menaikkan pendapat perkapita dengan mengandalkan pembangunan
infrasruktur, misal dengan mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang
investor dengan janji akan memperbaiki iklim investasi.
e) Perkembangan Ekonomi di Tahun 2015
Awal tahun 2015 menjadi momentum tepat
untuk memprediksi kondisi perekonomian Indonesia kedepan. Sebagai salah satu Negara
yang baru saja mengalami perombakan politik, serangkaian kebijakan baru
tentunya akan mempengaruhi proyeksi ekonominya. Meskipun laju perekonomian di
tahun lalu mengalami perlambatan, namun sejumlah ahli dan ekonom justru
memprediksi bahwa di tahun 2015 perekonomian Indonesia akan mengalami
peningkatan. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Bahkan ditengah kondisi ekonomi Internasional
yang terbilang pesimis dalam beberapa tahun terakhir? Berikut ini sejumlah data
yang dikumpulkan dari data – data Bank Indonesia dan sejumlah kalangan mengenai
perkembangan ekonomi di tahun 2015.
Pada pertengahan Januari lalu, Bank
Indonesia
menetapkan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,75%, dengan suku bunga
Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing – masing tetap pada
level 8,00% dan 5,75%. Kemudikan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap
perkembangan ekonomi Indonesia di 2014 dan prospek ekonomi 2015 dan 2016 yang
menunjukkan bahwa kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya untuk
mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4±1% pada 2015 dan 2016, dan mendukung
pengendalian defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.
Mengacu pada evaluasi terhadap
perekonomian di tahun lalu, di tahun ini Bank Indonesia memperkirakan
perekonomian Indonesia semakin baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi dan stabilitas makro ekonomi yang tetap terjaga, ditopang oleh
perbaikan ekonomi global dan semakin kuatnya reformasi struktural dalam
memperkuat fundamental ekonomi nasional.
Perekonomian Indonesia tahun 2014
diprakirakan tumbuh sebesar 5,1%, melambat dibandingkan dengan 5,8% pada tahun
sebelumnya. Dari sisi eksternal, perlambatan tersebut terutama dipengaruhi oleh
ekspor yang menurun akibat turunnya permintaan dan harga komoditas global,
serta adanya kebijakan pembatasan ekspor mineral mentah. Meskipun ekspor secara
keseluruhan menurun, ekspor manufaktur cenderung membaik sejalan dengan
berlanjutnya pemulihan AS. Dari sisi permintaan domestik, perlambatan tersebut
didorong oleh terbatasnya konsumsi pemerintah seiring dengan program
penghematan anggaran.
Sementara
itu, kegiatan investasi juga masih tumbuh terbatas. Kinerja pertumbuhan ekonomi
yang masih cukup tinggi terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tetap
solid. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih tinggi,
yaitu tumbuh pada kisaran 5,4-5,8%. Berbeda dengan 2014, di samping tetap
kuatnya konsumsi rumah tangga, tingginya pertumbuhan ekonomi di 2015 juga akan
didukung oleh ekspansi konsumsi dan investasi pemerintah sejalan dengan
peningkatan kapasitas fiskal untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif,
termasuk pembangunan infrastruktur.
D. Faktor - faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Secara
garis besar, terdapat sedikitnya 2 (dua) faktor yang menentukan prospek
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Adapun kedua faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Faktor Internal
Krisis ekonomi pada tahun 1998 yang
disebabkan oleh buruknya fundamental ekonomi nasional, serta lambatnya proses
pemulihan ekonomi nasional pasca peristiwa tersebut menyebabkan banyak
investor asing yang enggan (bahkan hingga sampai saat ini) menanamkan modalnya
di Indonesia. Kemudian proses pemulihan serta perbaikan ekonomi nasional juga
tidak disertai kestabilan politik dan keamanan yang memadai, penyelesaian
konflik sosial , serta tidak adanya kepastian hukum. Padahal factor – factor
non ekonomi inilah yang merupakan aspek penting dalam menentukan tingkat resiko
yang terdapat di dalam suatu Negara untuk menjadi dasar keputusan bagi para
pelaku usaha atau investor terutama asing, untuk melakukan usaha atau
menginvestasikan modalnya di Negara tersebut.
2. Faktor Eksternal
Kondisi perdagangan dan perekonomian
regional serta dunia merupakan faktor eksternal yang sangat penting untuk
mendukung proses pemulihan ekonomi di Indonesia. Mengapa kondisi perdagangan
dan perekonomian regional atau dunia tersebut dinilai penting? Sebab, apabila
kondisi perdagangan dan perekonomian Negara – negara tersebut terutama
mitra Indonesia sedang melemah, maka akan berdampak pula pada proses
pemulihan yang akan semakin mengulur waktu dan akibatnya dapat menghambat kemajuan
perekonomian di Indonesia.
E. Perubahan Struktur Ekonomi
Perubahan
struktur ekonomi, pada umumnya transformasi struktural. Yang didefinisikan
sebagai suatu rangkain perubahan yang saling terkait satu sama lainnya dalam
komposisi permintaan agregat, perdangan luar negeri (ekspor dan impor),
penawaran agregat (produksi dan penggunaan faktor – faktor produksi yang
diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
Teori
perubahan struktural menitikberatkan pada transformasi ekonomi yang dialami NB,
yang semula bersifat subsisten menuju kesistem perekonomian yang lebih modern.
Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisa perubahan struktur
ekonomi, yaitu Arthur Lewis (Teori Migrasi) dan Horis Chenery (Teori transformasi
Struktural).
1. Teori
Arthur Lewis
Membahas
proses pembangunan ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan. Teori ini
mengamsusikan perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor
pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor
utama.
2. Teori
Horis Chenery
Proses
transformasi struktural akan mencapai tarafnya yang paling cepat bila
pergerseran pola permintaan domestik kearah output industri manufaktur
diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri
atau ekspor. Dalam modal transformasi struktural, relasi antara pertumbuhan
output disektor industri manufaktur, pola perubahan permintaan domestik kearah
output industri dan pola perubahan perdagangan luar negeri
REFERENSI:
0 komentar:
Posting Komentar